Externalities
merupakan biaya diluar biaya produksi perusahaan yang berkaitan dengan dampak
sosial/lingkungan dari produk yang dibuat. Biaya ini sangat sulit dihitung
karena belum ada standarisasinya secara global.
Contoh sederhana
externalities untuk produk konvensional mudah dimengerti, yaitu jika perusahaan
memproduksi kertas, perusahaan harus mengeluarkan dana untuk dampak lingkungan
kerusakan hutan. Hal ini dikarenakan kertas terbuat dari serat kayu. Dana ini,
biasanya disalurkan pada lembaga pelestari lingkungan seperti WWF. Namun
bagaimana dampak sosial yang ditimbulkan produk teknologi yang bersifat digital
(seperti handphone, jejaring sosial, komputer, internet)? Hal ini saat ini
menjadi topik yang cukup menarik saat ini karena masyarakat sudah mulai
tergantung pada teknologi. Salah satu akibat dari ketergantungan manusia
terhadap teknologi yaitu munculnya istilah technophobia dan technostress yang
mulai berkembang akhir-akhir ini. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas
mengenai dampak sosial yang ditimbulkan dari penggunaan produk teknologi dalam
kehidupan sehari-hari khususnya dari segi psikologis yaitu, technophobia dan
technostress.
Sebelum membahas lebih lanjut technophobia dan technostress yang terjadi saat ini, sebaiknya kita harus mengerti terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan kedua istilah tersebut. Technophobia adalah ketakutan atau rasa tidak suka terhadap teknologi canggih atau perangkat yang kompleks, terutama komputer (American Heritage Dictionary). Istilah ini umumnya digunakan dalam arti ketakutan irasional (tidak masuk akal), tetapi ada juga yang berpendapat ketakutan ini nyata. Istilah ini adalah kebalikan dari technophilia (rasa sangat antusias terhadap teknologi) (wikipedia). Sejarah singkatnya, technophobia mulai mendapatkan perhatian nasional dan internasional sebagai sebuah gerakan pada awal Revolusi Industri dimana banyak buruh yang diberhentikan dan tenaganya digantikan dengan mesin dan akibatnya Kemudian pada Maret 1811 munculah kelompok pekerja anti teknologi yang bernama “Ludd”. Kelompok pemberontakan terhadap teknologi modern bermunculan karena keyakinan mereka bahwa teknologi mengancam cara hidup dan mata pencaharian mereka.
Sedangkan technostress adalah hubungan psikologis negatif antara orang danpengenalan teknologi baru. Craig Brod, pemimpin dalam bidang penelitiantechnostress, menyatakan bahwa technostress adalah "... penyakit modernadaptasi disebabkan oleh ketidakmampuan untuk mengatasi denganteknologi komputer baru dengan cara yang sehat." (Technostress: The Human Cost of the Computer Revolution, 1984).
Dari pengertian diatas, dapat kita
analisa bahwa tidak semua orang menyukai kemajuan teknologi dikarenakan
ketakutan mereka akan pengaruh teknologi terhadap cara hidup dan mata pencarian
mereka. Bahkan teknologi menjadi penyebab stress karena kecemasan dan ketakutan
tersebut. Hal ini sangat wajar jika kita telaah dari konsep teknologi yang
mengubah cara hidup manusia. Dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, memang banyak mengubah cara hidup manusia. Hal ini dapat dibuktikan
dengan beberapa contoh dampak positifnya seperti :
a. Proses produksi sudah
berubah menjadi terotomatisasi dengan adanya mesin/robot sehingga waktu
produksi lebih cepat, hasilnya lebih banyak dan resiko pekerjaan yang berbahaya
dapat digantikan mesin.
b. Memudahkan dalam
proses komunikasi/interaksi antar manusia dimana dan kapan saja dengan adanya
handphone, chatting, email, jejaring sosial, dan lain-lain.
c. Penyampaian dan
pendistribusian informasi lebih cepat dan mudah melalui media elektronik (tv,
radio, internet) dibandingkan media cetak(koran, majalah, buku).
d. Proses transaksi jual
beli menjadi lebih mudah dan cepat dibanding cara konvensional. Hal ini
terbukti dengan adanya e-banking, e-payment, e-commerce dan lain-lain.
Sedangkan contoh dampak negatifnya
antara lain :
a.
Proses produksi yang serba otomatis
mengakibatkan ketakutan akan tidak terpakainya tenaga manusia, dalam arti
lapangan kerja semakin sempit meskipun hal ini tidak sepenuhnya benar.
b.
Semakin mudahnya komunikasi/interaksi
misal lewat internet menyebabkan individu seolah-olah mempunyai dunia sendiri
dan pola interaksi secara tatap muka dapat tergantikan dengan web cam sehingga
menjadikan manusia kurang berinteraksi secara langsung. Contoh lain, anak-anak
sekarang lebih senang bermain games online daripada bermain permainan
tradisional.
c.
Penyampaian dan pendistribusian
informasi melalui media elektronik memang akan lebih efisien karena paper less.
Namun hal ini tentu akan menyebabkan produsen seperti penerbit buku kehilangan
sebagian konsumennya karena saat ini sudah ada e-book. Atau contoh lain, koran
dapat tergantikan dengan adanya situs detik.com
d.
Kemudahan proses transaksi lewat
internet memang sangat baik, tetapi saat ini sebagaian orang juga sudah mulai
mengalami ketakutan jika pin dan rekening bank mereka dihack orang lain. Contoh
lain, kurangnya kepercayaan konsumen untuk berbelanja lewat internet karena
tidak bertransaksi secara langsung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar