“Apaan sih lo? Pergi jauh sana?!” Rio membuang mukanya dariku.
“Maafin aku, Rio. Aku tau aku salah, tapi aku hanya ingin berteman aja dengan Dhika. Aku nggak ada maksud apa-apa. Maafin aku.” Aku tak tahu lagi harus bagaimana minta maaf pada Rio.
“Nggak usah ganggu gue lagi!” tersentak aku mendengar gertakannya. Dari perkataannya, aku tahu dia marah bukan main. Kubiarkan air mataku menetes tanpa ku hapus.