Selasa, 30 April 2013

#21 Am I a troublemaker?


Mungkin pertanyaan itu sering muncul ketika kita sedang bingung karena keadaan sekitar yang sangat kontra dan tidak sesuai dengan harapan. Mendapat kalimat-kalimat bernada tinggi menghampiri kita, padahal kita sudah melakukan yang kita bisa. Apa ada yang salah? Kalau tidak, kenapa aku kena amarah orang lain?
Aku pernah mengalami hal itu. Saat itu, aku sedang tidak mood mengerjakan sesuatu, ya, setengah hati gitu. Akibatnya, aku mendapat nada tinggi dari sana sini. Otak makin pusing. Ikut kesel. aaah! Itulah akibatnya kalau tidak ikhlas!
Tapi beda ceritanya dengan kejadian kemarin. Tentang rencana perpisahan kelas yang akan diadakan besok tanggal 15 Mei 2013. Sudah direncanakan dengan matang, tinggal masalah ijin orang tua.
Naaah.. begini awal ceritanya. Pada tanggal 21 April kemarin, tepatnya hari Sabtu, hari itu ada acara perpisahan kepala sekolahku. Dari awal, membuka mata alias bangun tidur, hatiku sudah tidak bersemangat untuk berangkat sekolah. Jelas saja, mau ngapai coba? Sudah kelas 3 SMA, sudah kelar UN, pasti acaranya cuma 'nganggur'. Tapi, aku ingat, aku punya janji untuk membantu temanku. Sebut saja namanya K. Dia ingin memberi kejutan pada teman dekatnya yang sedang berulang tahun. Ya, sudah aku siapkan semua apa yang dia butuhkan. Handycam, dan lagu dari Ungu-Saat Bahagia dan lagu dari Vierra-Semua Tentangmu. Sampai di sekolah, tetap saja, hatiku kacau. Sepertinya, ada sesuatu hal yang buruk. Tapi, entahlah.. Dari mulai Apel pagi, sampai kepala sekolah ceramah, aku cuma diam, menatap langit. Karena hari itu adalah hari terakhir kepala sekolahku pidato, yaa.. pidatantonya tidak formal, sambil duduk malah. Daripada aku melamun tidak jelas, aku mendengarkan lagu saja. Sampai tiba saatnya acara puncak, yaitu  flashmob, yah, cukup terhibur lah, karena ikut nge-dance ala anak UGM. Latihan itu cuma satu hari bro! Tutorialnya dari Youtube pula. Yah, agak enggak terstruktur gitu deh barisannya. Tapi seru! Kepala sekolah aja ikutan jingkrak-jingkrak. Hahaha! Itu baru yang membuatku tertawa. Dengan perasaan agak riang itu, aku duduk menghadap teman-teman, membelakangi papan tulis. Ya, tujuanku bisa lihat ekspresi teman-teman nantinya. Dan temanku itu pun sudah bersiap di muka kelas. Aku mulai merekam apa yang dia bicarakan. Dan apa kau tahu? Semua teman-temanku sontak diam seketika, entah itu tegang, terharu, deg-degan, iba, ah, semuanya ada. Apalagi aku? Secara, aku duduk berdekatan dengan dia, karena aku yang merekam kejadian itu. Haah.. Sungguh! itu hal paling menegangkan bagiku. Sebuah pengakuan dan pernyataan cinta seorang laki-laki yang begitu hebat dan berani menurutku. Mereka sudah 3 tahun berpacaran. Tapi, temanku itu ingin tahu, jawaban dari cewek yang dicintainya, ingin melanjutkan atau berhenti pada hari itu. Tegang Meeeen! >_< Duh, apalagi si cewek anaknya rada judes, cuek gimanaa gitu. Dan pada saat si cowok ini bertanya, langsung tanpa pikir panjang, si cewek menjawab, 'Ora!'. yang artinya, dia tidak ingin melanjutkan lagi. Langsung, temanku memutar lagu Vierra-Semua Tentangmu. Haaah.. Mendadak mengharu biru ruang kelasku. Tidak hanya satu atau dua yang meneteskan air mat. Aku pun 'hampir' menangis. Karena pada saat itu, aku juga sedang punya masalah dengan temanku. aku membayangkan jika aku yang mengalami hal itu. Aku menutup handycam-ku perlahan, aku menghampiri temanku itu, dia berterimakasih, dan aku memberinya ucapan agar dia tetap semangat. Begitu teman-temanku yang lain, ada yang memberinya tisu, dan semangat. Setelah aku minta tisu ke temanku yang lain, aku langsung keluar, dan di sana ada teman dekatku. Aku menangis di sampingnya, dan aku minta maaf kepadanya.
Jeng-jeng.. setelah acara mengharu biru itu usai, akhirnya rapat kelas untuk membahas perpisahan kelas pun dimulai. Aah, menurutku momennya kurang tepat! Terpaksa, aku tidak ikut dalam rapat. Toh, aku tidak punya usul atau pun ide. Aku juga tidak bermasalah dengan keputusan akhirnya nanti. yang menjadi beban buatku adalah, bagaimana dapat restu dari orangtua. Setelah rapat selesai, temanku Feliska, memberi tahu tentang hasil rapat. Ya, aku cuma mendengarkan. dan aku sudah mengatakan padanya, kalau aku agak susah mendapatkan ijin dari orang tua. Tapi dia menanggapinya,"Coba tanya dulu." Oke deh, aku punya paradigma, kalau aku bilang seperti itu di dalam forum, beberapa temanku juga akan menanggapinya dengan kalimat yang sama.
Naah, delapan hari kemudian, tepatnya Hari Senin malam, tanggal 29 April 2013, aku Online, buka facebook. Masuk grup kelas, ternyata ada postingan, kalau makin banyak yang tidak ikut acara perpisahan kelas. Termasuk aku. Sebagian yang tidak ikut itu karena alasan tidak mendapat ijin dari orang tua, dan ada yang ikut bimbingan belajar untuk persiapan masuk ikatan dinas. Kalau aku, jelas dong, karena tidak mendapat ijin dari orangtua. Bukan masalah ijin, tapi sudah menyangkut tentang prinsip! Penolakan dari orangtuaku sudah aku dapat sejak aku bilang ke orangtua tentang acara perpisahan kelas itu. Tentunya di rumah. Uh, ibu sudah mengucapkan tiga kalimat yang membuatku skak mat. 
Daaan, malam itu pun aku memberi komentar di postingan itu. Ya, aku mengabarkan kalau aku juga tidak ikut serta dalam acara itu. Yaah, sontak saja, ratusan komentar hadir. Aah, hampir perang deh. Sekali lagi, Am I a troublemaker? Padahal tujuan perpisahan kelas kan membuat kenangan terakhir. 
Haah, sempat ada yang tanya padaku, kalau tidak pakai acara nginep bagaimana? aku langsung tanya pada ibuku yang duduk disampingku selama aku Online. Ibu justru memberi sarang, kalau mau perpisahan kelas ya pergi ke tempat yang dekat, tidak usah ada acara menginap, kalau bisa cuma makan-makan juga tidak jadi masalah kan?  Atau pergi ke tempat permaian, seperti WBL, atau outbound. Wah, setelah aku pikir-pikir, benar juga kata ibu, lebih seru sperti itu! lebih banyak acara bersama, main bersama, melihat teman-teman tertawa, bisa foto bersama.. oooh... 
Tapi, tetap harus di adakan rapat lagi. Karena yang Online kemarin hanya beberapa orang. Oke deh, yang penting, jangan membantah kata orangtua. Setuju?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar