BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia dan isinya ini, yang menjadi tempat tinggal
manusia, tumbuhan dan hewan serta makhluk hidup lainnya mengalami perubahan
yang biasa disebut dengan evolusi.
Banyak teori-teori evolusi dari para ilmuwan di dunia
seperti Darwin, Lamarck, George, yang diantara mereka saling membuktikan
kebenaran tentang evolusi. Salah satunya adalah teori Darwin yang menyatakan
bahwa evolusi disebabkan oleh proses seleksi alam. Teori Darwin disusun atas
dasar fakta-fakta yang ia amati pada pengembaraannya berkeliling dunia.
Di dalam makalah ini dijelaskan tentang evolusi Darwin
dan penemuan-penemuannya. Agar pembaca mengetahui lebih luas tentang evolusi
pada bab selanjutnya akan dijelaskan tentang evolusi dan sesuatu yang berkaitan
dengan itu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian
evolusi?
2. Perbedaan antara
teori evolusi Darwin dan teori evolusi pra-Darwin?
3. Apa pemikiran
pertama tentang evolusi?
4. Fakta langsung
dan fakta tidak langsung?
C. Tujuan
1. Pembaca memahami
tentang teori evolusi Darwin dan teori-teori sebelumnya
2. Pembaca
mengetahui fakta-fakta evolusi oleh ilmuwan lainnya
3. Pembaca dapat
menguraikan pengembaraan Darwin dengan beberapa observasi disertai dengan hasil
BAB II
PEMBAHASAN
A. Analogi Evolusi
Evolusi bisa didefinisikan sebagai suatu perubahan
atau perkembangan, seperti perubahan dari sederhana menjadi kompleks. Perubahan
itu biasanya dianggap bersifat lambat laun. Paradigma yang berkaitan dengan
konsep evolusi tersebut adalah evolusionisme, yang berarti cara pandang yang
menekankan perubahan lambat laun menjadi lebih baik atau majuj dan sederhana ke
kompleks. Sebagai kebalikan dari evolusi adalah revolusi yang berarti perubahan
yang cepat.
Evolusi terjadi melalui mutasi yang menghasilkan
variasi keturunan, yang kemudian dipengaruhi oleh arus genetik (genetic
drift), atau perubahan frekuensi gen secara kebetulan dalam suatu populasi,
lalu lintas gen-yaitu masuknya gen baru dari populasi lain-dan seleksi alamiah
(natural selection). Seleksi alamah tersebut adalah mekanisme adaptasi
evolusi, yang terjadi melalui reproduksi yang menimbulkan perbedaan karena
individu-individu yang mengandung gen dengan sifat adaptif mendapat lebih
banyak keturunan ketimbang yang tidak mengandung.
B. Teori-teori Evolusi
Teori evolusi ingin menjelaskan kejadian evolusi
dengan merangkum bukti-bukti yang terbatas mengenai evolusi. Bukti terbatas
mengenai evolusi adalah sebagai berikut:
Rekaman fosil sebagai bukti langsung.
Keanekaragaman makhluk hidup sekarang
tersebar di daerah biogeografi yang berbeda.
Homologi (perbandingan) struktur tubuh
organisme.
Homologi embrio, ‘melahirkan’ konsep atau
hukum rekapitulasi.
Homologi molekul informasi (DNA dan
protein).
Banyak penjelasan mengenai teori evolusi yang
dikemukakan oleh para ahli biologi, baik pada masa sebelum teori evolusi Darwin
maupun pada masa sesudah teori evolusi Darwin . beberapa teori evolusi tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Teori-teori
Evolusi Pra-Darwin
Teori evaluasi yang dikemukakan oleh para ahli sebelum
munculnya teori evulusi Darwin adalah teori kreasionisme, teori katastropisme,
teori gradualisme, dan teori uniformitarianisme.
a. Teori Kreasionisme
Teori kreasionisme merupakan teori tentang penciptaan
yang terjadi dalam sekali waktu kehidupan sekaligus lengkap, kemudian selesai
dan tak ada lagi evolusi atau perubahan. Paham ini dianut berdasar keyakinan
agama, juga berdasarkan keterangan Aristoteles (hidup pada 300 SM). Teori
kreasionisme dianggap tidak valid karena kenyataannya banyak spesies hidupnya
tidak sekaligus ada pada suatu zaman.
b. Teori katastropisme
Teori katasitropisme merupakan paham tentang
keanekaragaman makhluk hidup dihasilkan oleh nenek moyang yang umum dan muncul
atau punahnya makhluk hidup disebabkan oleh bencana alam. Teori ini dikenalkan
oleh George Cuvier (1769- 1832), seorang ahli paleontologi (ilmu
fosil)
c. Teori gradualisme
Teori gradualisme dikemukakan oleh ahli geologi Swedia
bernama James Hotton(1795). Paham ini menyatakan bahwa perubahan
geologis berlangsung pelan-pelan tetapi pasti. Teori ini tidak mampu dijelaskan
dengan mekanisme yang meyakinkan.
d. Teori uniformitarianisme
Teori uniformitarianisme dinyatakan oleh Charles
Lyell (1797- 1875). Paham ini menyatakan bahwa proses-proses biologis
ternyata menuruti pola yang seragam, sehingga kecepatan dan pengaruh perubahan
selalu seimbang dalam kurun waktu. Teori ini memang menjelaskan kejadian
evolusi geologis, tetapi tidak dapat menjelaskan kejadian terbentuknya spesies.
2. Teori Evolusi
Darwin
Charles Darwin (1809- 1882), menyatakan bahwa evolusi disebabkan oleh
proses seleksi alam. Karena itu teori evolusi Darwin disebut juga teori
seleksi alam. Teori Darwin disusun atas dasar fakta-fakta yang ia amati
pada pengembaraannya berkeliling dunia dengan kapal beagle di
kepulauan Galapagos (kepulauan lepas pantai Negara Chili
sekarang), dan juga beberapa tempat lain di Amerika Selatan. Selain itu Darwin
dipengaruhi oleh dua buku, yaitu:
Buku Principles of Geology,
karangan Charles Lyell. Buku tersebut menguraikan menguraikan bahwa perubahan
geologis bersifat gradual (perlahan-lahan tapi pasti), konsisten dan
terus-menerus.
Buku Malthus, tentang populasi penduduk
dunia yang bertambah menurut deret ukur, sementara jumlah makanan bertambah
menurut deret hitung. Oleh karena itu, ada kecenderungan perebutan sumber daya
melalui perjuangan untuk hidup (struggle for existiace).
Teori evolusi Darwin pertama kali dikemukakan pada
forum ilmiah Linnean Society(tahun 1958). Secara bersamaan, Alfred
Wallace juga mengemukakan hal yang sama, yaitu ide atau teori evolusi
berdasarkan pengamatan Wallace di berbagai benua, termasuk Sulawesi. Ide atau
teori Wallace tentang evolusi sama dengan ide atau teori evolusi Darwin.
Penemuan
Teori Evolusi Darwin
Charles Robert Darwin lahir di Shrewburry di
Inggris bagian barat. Darwin berusia 22 tahun saat berlayar dari Inggris dengan
menggunakan kapal HMS Beagle pada bulan Desember 1831. Tujuan
utama pelayaran tersebut adalah untuk memetakan pesisir pantai Amerika Selatan
yang masih belum jelas
Isi Teori
Seleksi Alam
Teori evolusi Darwin atau teori seleksi alam
mengandung dua pemahaman bahwa:
Spesies sekarang berasal dari spesies dahulu.
Terbentuknya spesies karena seleksi alam.
Teori Darwin didasarkan atas kenyataan bahwa spesies
berkembang biak dalam jumlah banyak. Hanya variasi yang cocok dengan lingkungan
saja yang dapat hidup dan mewariskan sifat-sifat menurunnya yang cocok kepada
anak keturunannya. Keturunannya yang cocok hidup inilah yang dapat berkembang
biak dan menguasai habitatnya. Sedangkan yang tidak cocok akan mati dan punah
(terseleksi).
C. Pemikiran-pemikiran Pertama mengenai Evolusi
George Leclerc Buffon (1707- 1708) adalah seorang
ahli yang sangat berpengaruh. Buffon percaya bahwa pembagian dunia organik
tidaklaah jelas ataupun statis. Eksperimen Buffon yang terus-menerus dengan
binatang-binatang piaraan, meyakinkan dia bahwa binatang memang mempunyai kecenderungan
untuk melepaskan diri dari ‘tipe-tipe’ aslinya sesuai dengan perjalanan waktu.
Perubahan tersebut mungkin disebabkan oleh adanya gradiasi bentuk secara
bertahap. Walau bagaimanapun, ide-ide Buffon dikembangkan oleh para ahli secara
bertahap.
Mungkin salah seorang ahli yang penting adalah seorang
Prancis lainnya, yaitu Jean Baptise Lamarck (1744- 1829) yang
mengatakan adanya mekanisme spesifik dalam tarnsmutasi (evolusi) organisme.
Teori Acquired Characteristics (karakteristik yang didapat sesuai dengan
tuntutan alam) ini mengatakan bahwa kemampuan atau penyesuaian dari sebuah
organisme yang didapat semasa hidup, bisa menurun kepada keturunan.
Lamarckisme ditentang oleh seorang Prancis lainnya,
yaitu George Cuvier (1769- 1832), yang dijuluki sebagai ‘Paus
Tulang’ dan ‘Diktator Tulang’. Ahli anatomi dan paleontolog besar ini menolak
penjelasan Lamarck tentang perubahan dan meyodorkan pendapat yang lebih sejalan
dengan kitab Injil. Cuvier percaya betul bahwa fosil tulang mengatakan pada
kita bagaimana binatang di masa lalu sangat berbeda dengan binatang yang ada
pada zamannya.
Fakta
Langsung Evolusi
Fakta langsung yang dapat menjadi bukti adanya evolusi
adalah adanya variasi makhluk hidup dan fosil.
Adanya
Variasi Makhluk Hidup
Makhluk hidup di dunia ini beraneka ragam,
masing-masing memiliki perbedaan tetapi sekaligus persamaan. Persamaan yang
umum mengikat semua perbedaan dengan ikatan persamaan makhluk hidup. Oleh
karena itu, antara makhluk hidup yang satu dengan yang lain memiliki hubungan
kekerabatan.
Adanya Fosil
Fosil merupakan sisa makhluk hidup yang pernah hidup
di zaman dahulu, dan sisanya ditemukan zaman sekarang. Fosil tersebut
menunjukkan bahwa ada jenis-jenis dan macam makhluk hidup yang dahulu pernah
ada tetapi sekarang ini tidak ada. Sebaliknya, ada jenis dan macam makhluk
hidup yang sekarang ada tetapi dahulu tidak ada.
Mengingat bahwa evolusi adalah sejarah biologi maka
banyak di antara kejadian evolusi bersifat tak kembali. Namun, di antara
teori-teori evolusi tersebut ada yang dapat diuji secara empiris (terutama
evolusi mikro) sehingga masuk akal dan diajarkan dalam dunia sains (misalnya
teori seleksi alam menurut Darwin jauh lebih masuk akal dibanding teori
perolehan sifat dari lingkungan yang dapat diwariskan menurut Lamarck)
Fakta Tidak
Langsung Evolusi
Kajian
Biogeografi
Biogeografi merupakan pengetahuan geografi makhluk
hidup yang mencoba menerangkan mengapa suatu jenis organisme (hewan dan
tumbuhan) berada dan hidup di suatu tempat tetapi tidak di tempat lain.
Biogeografi menjelaskan keberadaan setiap makhluk
hidup dibatasi oleh pola distribusi yang dipengaruhi oleh daerah penyebarannya.
Pada dasarnya setiap spesies tidak hanya hidup di daerah habitat potensialnya,
asalkan faktor distribusi mendukung. Tiap lingkungan geografis dengan iklim dan
topografinya memberi tekanan seleksi terhadap makhluk hidup secara khas,
sehingga tiap spesies yang hidup pada habitatnya memiliki survival(kemampuan
makhluk hidup untuk melangsungkan hidupnya) yang berbeda dibanding spesies yang
sama yang hidup di tempat lainnya. Konsekuensinya, tekanan seleksi yang berbeda
juga menghasilkan spesiesi yang berbeda.
Kajian
Paleontologi
Paleontologi merupakan ilmu tentang fosil. Fosil
adalah sisa tubuh makhluk hidup yang telah membatu karena proses-proses geologis
yang membentuknya. Proses geologis tersebut yaitu sebagai berikut:
Proses fisika, misalnya proses yang
menyebabkan bangkai makhluk hidup mengalami pembekuan.
Proses kimiawi, misalnya oleh adanya zat
pengawet alami sehingga bangkai tidak dapat didekomposisi oleh mikroba.
Setiap bangkai seharusnya atau normalnya mengalami
dekomposisi untuk menjadi unsur-unsur tanah kembali. Hanya sedikit bangkai yang
dapat memfosil karena dibantu oleh faktor geologis tersebut di atas.
Kegunaan fosil dalam evolusi adalah untuk mambantu
merekonstruksi kehidupan masa lalu. Namun, fosil juga memiliki kelemahan
sebagai salah satu bukti adanya evolusi. Kelemahan fosil sebagai bukti evolusi
adalah sebagai berikut:
1. Rekaman fosil
selalu tidak lengkap. Hal ini disebabkan pada proses geologis umumnya terjadi
daur biokimiawi yang menyebabkan makhluk hidup menjadi musnah secara alami.
Hanya karena faktor geologis yang istimewa yang seperti fiurutkan diatas suatu
fosil dapat ditemukan. Umumnya bagian yang menjadi fosil adalah bagian yang
keras seperti tulang, cangkang, dan gigi. Bagian yang lunak seperti daging dan
darah segera membusuk secara alami, kecuali oleh proses geologis yang
mengawetkan.
2. Urutan fosil
tidak selalu menggambarkan urutan fiologi yang utuh. Ada mata ranatai yang
hilang (nussing link).
Tidak semua bentuk antara dua macam makhluk hidup
dapat ditemukan. Meskipun demikian, terdapat fosil yang lebih lengkap dan dapat
menceritakan kembali urutan filogen. Fosil tersebut antara lain:
Archaeptera, yaitu bentuk antara reptilia
purba dengan burung purba;
Seymoria, yaitu bentuk transisi antara
amfibi purba dengan reptilia purba;
Fosil kuda yang menggambarkan
bentuk-bentuk transisi lengkap sejak dariHyracoterium, Mesohippus,
Merychippus, Piilohippus, dan Equus (kuda modern).
Pemikiran
sebelumnya
1. Bumi merupakan
pusat dari alam semesta yang diatur oleh Yang Maha Kuasa.
2. Bumi masih muda
dan statis, kecuali dalam masa-masa campur tangan Yang Maha Kuasa, spesies
tidak berubah.
3. Gradiasi spesies
terjadi bagian dari pelajaran mulia dari Sang Pencipta.
Pemikiran
sesudahnya
1. Bumi merupakan
satu dari sekian banyak planet yang mengelilingi matahari dan mengikuti hukum
mekanis.
2. Bumi tua dan
berubah melalui kekuatan-kekuatan uniformatian yang perlahan, yang selalu
membentuk bumi kembali. Spesies berubah sejalan dengan waktu.
3. Gradiasi spesies
terjadi melalui proses alamiah.
Hal yang penting yang dibawa Darwin dari pelayarannya,
bukan terletak pada pengenalan perubahan (walaupun seperti Lyell, ia secara
terperinci menyediakan bukti untuk perubahan), namun dalam identifikasinya
terhadap mekanisme perubahan.
Lima tahun pelayaran Darwin diatas kapal Beagle merupakan
satu pengulangan bukti bagi pemikiran yang telah berkembang secara hasil dari
pengamatan dan spekulasi berabad-abad. Dari populasi hidup, ia mengamati
variasi-variasi dalam satu tema. Ia mencatat bahwa beberapa bentuk tertentu
bisa dihubungkan secara fungsional terhadap lingkungan tertentu.
Mungkin hal yang paling terkenal dari ‘laboratorium
alamiah’-nya Darwin adalah kepulauan Galapogos yang terletak jauh dari pantai
Amerika Selatan. Disana Darwin sangat berkesan akan pengaruh batas-batas
geografis terhadap distribusi sifat-sifat morfologis dalam kelompok yang
berhubungan. Dalam perjalanan pulang, Darwin menulis dalam buku catatannya:
Biarlah
sepasang binatang diperkenalkan dan berkembang secara perlahan, jauh dari
musuhnya. Dengan demikian mereka dapat saling kawin – tidak seorangpun dapat
mengatakan hasilnya.
Menurut
pemikiran ini, binatang-binatang pada pulau-pulau ini terpisah seharusnya
menjadi berbeda jika dipisahkan cukup lama. Oleh karena itu muncullah kura-kura
darat, burung-burung mocking, rubah Falkland, rubah Ciloe, kelinci Inggris dan
kelinci Irlandia. (1837- 1838).
‘burung-burung kutilang’, Darwin menunjukkan dengan
jelas bagaimana bentuk memang disesuaikan dengan fungsi-fungsi yang berbeda
dalam lingkugan-lingkungan yang berbeda. Darwin tidak saja menekankan betapa
pentingnya geografi dan isolasi pada setiap produksi spesies yang baru, tetapi
juga melakukan dedukasi yang tajam, yang hanya dapat dilakuakan oleh orang yang
percaya pada bumi yang tidak statis: ‘pembagian geografis bersifat berubah-ubah
dan tidak tetap’.
Darwin tidak menerbitkan teorinya sampai dua puluh
tahun sesudah ia kembali dari pengembaraannya. Ketaatannya pada agama dan
eksperimen-eksperimen selanjutnya menahan dia menerbitkan karyanya sampai ia
menerima sebuah kertas kerja dari Alfred Russel Wallace (1828-
1913).
Wallace juga telah mempelajari fauna dari pulau-pulau
(kepulauan Indonesia dan kepulauan Filipina). Ia pun telah membaca Malthus.
Wallace juga sampai pada kesimpulan yang dicapai Darwin dan telah mengirim
kertas kerja pada Darwin berjudul ‘On The Tendency of Varieties to Depart
Indefinitelly from the Original Type’. (kecenderungan Varietas untuk
memisahkan diri secara tidak tetap dari tipe aslinya). Darwin bergegas
memasukkan kertas kerja tersebut dengan kertas kerjanya sendiri, dan keduanya
dibacakan di depan Linnean Society pada 1858 di London.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas kita telah mengetahui bagaimana
perjalanan Darwin dalam menemukan teori evolusinya. Setelah dia menemnukan
bukti-bukti nyata yang sebelumnya belum diketahui, berupa fosil-fosil, yakni
sesuatu yang menjadi peninggalan dari zaman dahulu.
Dengan teori seleksi alamnya, Darwin bisa
menyingkirkan teori-teori sebelumnya. Selain menghadirkan bukti, jika
dibandingkan oleh akal, teori Darwin lebih masuk akal. Dia
mengatakan bahwa di kehidupan ini terjadi perubahan-perubahan yang lambat
sesuai dengan kondisi alam.
DAFTAR PUSTAKA
Fedyani Syaifuddin, Achmad. 2005. Antropologi
Kontemporer. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Manaf, Syaifinal. 2000. Biologi 3 SMU.
Jakarta: Esis Gramedia.
Pope, Geofanni. 1984. Antropologi Biologi.
Jakarta: Rajawali Pers.
A. Haviland, William. 1985. Antropologi jilid
1. Jakarta: Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar